3/15/2018

Sakit Yang Diderita Stephen Hawking Tidak Menyurutkan Semangatnya Untuk Berkarya

Sumber foto: style.tribunnews.com

Hari ini kita mendengar kabar tentang meninggalnya seorang ahli fisika dan kosmologi yang terkenal dengan karya black holes, Stephen Hawking, di kediamannya Inggris pada Rabu, 14 Maret 2018 di usia 76 tahun. Secara pribadi saya mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.

Seperti diketahui Stephen Hawking adalah seorang ilmuwan hebat yang hasil karyanya akan terus hidup sepanjang masa. Selain brilian dan humoris, Hawking juga seorang yang penuh semangat dan pantang menyerah yang mampu menginspirasi orang-orang di seluruh dunia. Dia pernah berkata, “Dunia ini tidak akan berarti tanpa ada rumah yang berisi orang-orang yang kamu cintai”.

Semangat dan pantang menyerah telah dibuktikan ketika Hawking melawan penyakit yang dideritanya yaitu penyakit motor neuron (MND). Pertama kali didiagnosis mengidap penyakit itu pada 1963, di usia 21 tahun.

Saat didiagnosis MND, dokter Hawking menyebut bahwa ia hanya memiliki umur hingga 2 tahun setelahnya. Namun, berkat kegigihannya ia selamat berpuluh-puluh tahun setelahnya, mungkin lebih lama dari pasien lainnnya dengan penyakit tersebut, Hawking menggunakan kursi roda untuk beraktifitas dan sistem komputer yang mutakhir untuk berbicara saat ia menjadi publik figur.

Penyakit motor neuron (MND) adalah penyakit yang menyebabkan saraf motorik rusak dan akhirnya berhenti bekerja. Karenanya, otot-otot yang rusak saraf pasokan secara bertahap kehilangan kekuatan mereka. 

Dikutip dari www.cnnindonesia.com, Rabu (14/3) disebutkan bahwa Motor Neuron Disease atau penyakit motor neuron memengaruhi orang-orang berbeda dalam berbagai cara. Penyakit ini membuat otot melemah secara bertahap dan semakin memburuk. 

Biasanya gejala pertama terbentuk di tangan dan lengan, atau kaki dan kaki. Gejala lainnya, ada juga yang mengenai otot-otot di sekitar wajah dan tenggorokan, sehingga tidak bisa berteriak atau bernyanyi. Gejala lainnya yang mungkin terjadi di antaranya, kram otot, kelelahan, 'kedutan' otot melemah, dan menyentak dari lengan atau kaki saat beristirahat. 

Menurut peneliti dari Universitas Teknologi Sydney Australia pada lima tahun lalu, seperti dilansir dari Radio Australia menduga penyebab penyakit saraf ini adalah racun yang ada dalam alga yang kemudian mencemari sumber makanan manusia. 

Zat racun tersebut mengikuti rantai makanan, dan jika seseorang terpapar racun tersebut bisa menyebabkan timbulnya penyakit saraf dalam sejumlah kasus. Zat tersebut bisa menyerupai zat-zat yang digunakan dalam memproduksi protein dalam tubuh manusia.

Namun, itu baru salah satu temuan yang masih perlu diteliti lebih jauh. Hingga kini, penyebab lebih dari 90 persen kasus penyakit saraf motor neuron masih belum diketahui.

Meski didiagnosis penyakit yang melumpuhkannya, Hawking masih tetap bekerja. Dalam salah satu wawancara, Hawking pernah memperkirakan bahwa dia bekerja 1.000 jam selama tiga tahun sarjana di Oxford. Sejak didiagnosis penyakit motor neuron, Hawking justru meraih banyak hal. Hawking meninggalkan tiga anak, Robert, Lucy dan Timothy, dari pernikahan pertamanya dengan Jane Wilde, dan tiga cucu.

Selamat jalan Stephen Hawking.

Sumber referensi:

  • www.cnnindonesia.com
  • style.tribunnews.com

Artikel ini telah diterbitkan di http://tz.ucweb.com/3_3F3BR

No comments:

Popular Posts